Gangguan perkembangan pervasif adalah kelompok kondisi psikiatrik dimana keterampilan sosial yang diharapkan, perkembangan bahasa dan kejadian perilaku tidak berkembang secara sesuai atau hilang pada masa kanak – kanak awal umumnya, gangguan mempengaruhi berbagai bidang perkembangan, bermanifestasi pada awal kehidupan dan menyebabkan disfungsi yang bersistem. Gangguan perkembangan pervasive merupakan salah satu dari jenis penyakit mental pada anak.
Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Autis dapat terjadipada semua kelompok masyarakat kaya miskin, di desa dikota, berpendidikan maupun tidak serta pada semua kelompok etnis dan budaya di dunia.
Autis atau Autisme berasal dari bahasa Yunani, autos yang berarti “self.” Pertama kali di gunakan tahun 1906 oleh psikiater Swiss, Eugen Bleuler, untuk merujuk pada gaya berpikir yang aneh pada penderita skizofrenia. Cara berfikir autistic adalah kecenderungan untuk memandang diri sendiri sebagai pusat dari dunia, percaya bahwa kejadian-kejadian eksternal mengacu pada diri sendiri. Seolah-olah meeka hidup dalam dunia mereka sendiri, menutup diri dari setiap masukan dunia luar. Autisme ( autism), atau gangguan austistik, adalah salah satu gangguan terparah di masa kanak-kanak. Bersifat kronis dan berlangsung sepanjang hidup.
Gangguan autistik (juga dikenal sebagai autisme infantil), merupakan gangguan yang terkenal, ditandai oleh gangguan berlarut – larut pada interaksi sosial timbal balik, penyimpangan komunikasi dan pola perilaku yang terbatas dan stereotipik. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disordersedisi ke empat (DSM-IV), fungsi abnormal pada bidang diatas harus ditemukan pada usia 3 tahun. Lebih dari duapertiga orang dengan gangguan autistik memiliki retardasi mental, tetapi hal tersebut tidak diperlukan untuk diagnosik.
Dalam kasus gangguan perkembangan pervasive yang merupakan salah satu jenis penyakit mental pada anak, pendidikan khusus merupakan prioritas utama dalam perawatan. Pada kondisi tertentu juga diperlukan perawatan psikiatrik. Untuk autisme, sebagai contoh, hal tersebut mungkin harus diterapkan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para penyandang autisme berkemampuan tinggi dalam memahami bahwa mereka memiliki kecacatan dan usaha mereka untuk menyembunyikannya. Mereka sering berusaha keras melakukannya tetapi terus dihadapkan pada ketidakberdayaan mereka. Ini akan menyebabkan sebagian besar dari mereka merasa depresi (tertekan). Perawatan terbaik untuk mengatasi depresi yang mereka derita bisa diperoleh dari seorang psikiater dengan spesialisasi autisme.