Apakah Anda mengenal seseorang yang memiliki gangguan afektif bipolar? Mungkin itu adalah seseorang yang Anda kenal yang sangat dekat dengan Anda seperti teman, saudara, anak, atau bahkan mungkin menjadi diri sendiri. Gangguan afektif bipolar adalah penyakit mental yang sangat serius yang mempengaruhi kehidupan orang-orang yang memilikinya, serta kehidupan orang-orang yang mengasihi mereka.
Usia individu yang mengalami Gangguan afektif bipolar ini bervariasi cukup besar. Rentang usia dari anak-anak hingga orang dewasa berumur 50 tahun, dengan perkiraan rata-rata usia 21 tahun. Kasus ini terbanyak pada usia 15 – 19 tahun, dan rentang usia terbanyak kedua adalah pada usia 20 – 24 tahun. Sebagian penderita yang didiagnosa dengan depresi hebat berulang mungkin saja juga mengalami Gangguan afektif bipolar dan baru berkembang mengalami episode manic yang pertama saat usia mereka lebih dari 50 tahun. Mereka mungkin memiliki riwayat keluarga yang juga menderita Gangguan afektif bipolar. Sebagian besar penderita dengan onset manic pada usia lebih dari 50 tahun harus dilakukan penelusuran terhadap adanya gangguan neurologis seperti penyakit serebrovaskular. Gangguan afektif bipolar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi genetik, biokimiawi, psikodinamik dan lingkungan.
Gangguan afektif bipolar atau Manic-Depressive Illness (MDI) salah satu gangguan jiwa tersering yang berat dan persisten. Gangguan afektif bipolar ditandai oleh suatu periode depresi yang dalam dan lama, serta dapat berubah menjadi suatu periode yang meningkat secara cepat dan/atau dapat menimbulkan amarah yang dikenal sebagai mania. Gejala-gejala mania meliputi kurangnya tidur, nada suara tinggi, peningkatan libido, perilaku yang cenderung kacau tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, dan gangguan pikiran berat yang mungkin/tidak termasuk psikosis. Di antara kedua periode tersebut, penderita Gangguan afektif bipolar memasuki periode yang baik dan dapat hidup secara produktif. Gangguan afektif bipolar merupakan suatu gangguan yang lama dan jangka panjang.
Gangguan afektif bipolar merupakan kondisi umum yang dijumpai, dan diantara gangguan mental menempati posisi kedua terbanyak sebagai penyebab ketidak mampuan/disabilitas. Depresi bipolar sama pada kelompok pria dan wanita dengan angka kejadian sekitar 5 per 1000 orang. Penderita depresi bipolar dapatmengalami bunuh diri 15 kali lebih banya dibandingkan dengan penduduk umum.Bunuh diri pertama-tama sering terjadi ketika tekanan pada pekerjaan, studi,tekanan emosional dalam keluarga terjadi pada tingkat yang paling berat. Pada risiko bunuh diri dapat meningkat selama menopause.
Kebanyakan pasien dengan gangguan afektif bipolar secara potensial dengan terapi yang optimal dapat kembali fungsi yang normal. Dengan pengobatan yangkurang optimal hasilnya kurang baik dan dapat kambuh untuk melakukan bunuhdiri lagi. Data menunjukkan bahwa pengobatan sering kurang optimal. Studi longitudinal bahwa pasien dengan kecenderungan bunuh diri pada kasusdengan afektif bipolar 50% dapat dikurangi dengan terapi maintenance atau pemeliharaan dan terapi depresi yang tepat.