Depresi Pada Anak – Apa itu Depresi?

Depresi kerap dikaitkan dengan berbagai macam penyakit. Sebuah penelitian terbaru menghubungkan depresi dengan risiko kebutaan. Riset yang dipublikasi dalam jurnal JAMA Ophthalmology ini menyatakan, mereka yang mengalami depresi berisiko lebih besar untuk menderita kebutaan.

depresi pada anakDepresi
Depresi adalah salah satu penyakit gangguan mood. Sebanyak dua pertiga orang dengan depresi tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit yang dapat disembuhkan sehingga tidak mencari pengobatan . Selain itu, kebodohan dan mispersepsi penyakit oleh masyarakat, termasuk penyedia kesehatan, sebagai suatu kelemahan pribadi atau kegagalan yang dapat menyebabkan stigmatisasi yang menyakitkan dan menghindari diagnosa sehingga banyak dari mereka yang terkena dampak. Depresi merupakan salah satu penyakit psikologis yang umum diderita, begitu juga pada ibu postpartum. Depresi pada anak kemungkinan bisa terjadi pada ibu yang mengalami depresi ketika sedang hamil yang di sebut faktor genetik.

Ada dua macam depresi, yaitu depresi ringan dan berat (menetap). Depresi ringan datang dan pergi dengan sendirinya, ditandai dengan hati yang berat, sedih, dan murung. Depresi berat dicirikan oleh perasaan tidak berguna atau bersalah serta sering disertai gejala fisik seperti turun berat badan, sakit kepala, hingga tidak enak badan. Penderita depresi berat cenderung untuk menarik diri, tidak peduli pada lingkungan sekitar, serta aktivitas fisik yang terbatas. Hal itu juga terjadi pada anak kecil yang disebut depresi pada anak.

Hal apa yang dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi? Ada banyak hal, namun yang umum terjadi atau contoh yang sering ditemui adalah:
1. Tekanan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tuntutan pekerjaan, sekolah, bahkan masalah rumah tangga yang tak kunjung selesai.

2. Masalah dan konflik dalam pernikahan, misalnya perselingkuhan pasangan, anak yang tidak dapat diatur, konflik dengan mertua, ketidak cocokan dengan pasangan.

3. Pelecehan fisik dan seksual di masa lalu atau masa kini, misalnya trauma dimasa lalu karena diperkosa, menjadi bahan ejekan di tempat kerja karena kelainan/kelemahan fisik (cebol).

4. Masalah dan tekanan ekonomi / keuangan, misalnya hutang yang menumpuk atau piutang yang belum terbayar.

5. Kemampuan dan kecakapan sosial yang buruk, misalnya harga diri rendah karena merasa kurang menarik, walaupun sudah berpenampilan baik dan sopan.

6. Cara berpikir yang buruk, misalnya sering merasa khawatir dan cemas yang berlebihan, merekayasa hal yang menakutkan dan konyol sekali untuk terjadi.